Di zaman sekarang, semua orang telah mengandalkan teknologi serta internet pada hampir seluruh aspek kehidupan. Hal tersebut juga berlaku pada penggunaan teknologi oleh pemilik UKM ataupun pihak yang ingin membuka bisnis baru. Salah satu contohnya pada proses pendanaan, para pemilik bisnis atau perusahaan startup bisa mengajukan yang namanya crowdfunding.
Jadi, apa sih yang dimaksud dengan crowdfunding? Secara sederhana, crowdfunding artinya aktivitas pendanaan di mana modalnya dikumpulkan dari banyak orang yang tertarik serta berminat terhadap gagasan sebuah bisnis atau aktivitas yang tengah dibangun. Jadi, langkah tersebut bisa menjadi solusi bagi para pemilik ide bisnis yang tak memiliki cukup modal untuk merealisasikannya.
Pada prosesnya sendiri, crowdfunding memiliki beragam jenis, cara kerja, dan juga manfaat yang penting untuk diketahui. Nah, jika kamu tertarik untuk mendalami tentang pengertian crowdfunding, artinya, dan segala hal penting lain seputarnya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Melihat dari susunan katanya, istilah crowdfunding terdiri dari kata crowd atau keramaian dan bermakna secara tersirat sebagai banyak orang, serta kata funding yang berarti pengumpulan dana. Jadi, bisa dipahami jika crowdfunding adalah teknik untuk mengumpulkan dana oleh banyak pihak atau orang, dimana kemudian digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sementara jika mengacu pada penjelasan dari KBBI, crowdfunding Indonesia bisa disebut sebagai urun dana, merupakan pendanaan sebuah proyek, usaha, atau semacamnya yang melibatkan banyak orang atau masyarakat. Hal tersebut biasanya dilakukan via jaringan internet.
Jika sering berkecimpung di dunia maya, khususnya media sosial, kamu mungkin tidak asing dengan upaya penggalangan dana melalui berbagai situs, salah satu contohnya kitabisa.com. Cara kerja dari situs tersebut pada dasarnya bisa disebut sebagai aktivitas crowdfunding Indonesia yang dilakukan dengan tujuan membantu yayasan, individu, atau pihak lain yang kekurangan uang untuk melakukan suatu proyek tertentu.
Baca Juga: Mengenal Istilah Leverage dalam Dunia Investasi dan Cara Kerjanya bagi Keuntungan Investor
Jenis Crowdfunding | Keterangan |
Equity Crowdfunding |
Jenis yang pertama adalah equity crowdfunding alias crowd investing, dimana aktivitas urun dana tersebut dilakukan dengan cara menawarkan saham pada investor. Kerap disingkat sebagai ECF, jenis urun dana ini ideal dipilih oleh perusahaan start up atau bisnis skala menengah yang memerlukan modal besar. Sistem dari metode mengumpulkan dana ini dibuat agar pemilik bisnis bisa menawarkan saham bisnisnya dengan target nominal dan kurun waktu tertentu. Kemudian, investor bisa membeli saham tersebut di platform yang telah disediakan. Walaupun secara cara kerja terlihat sedikit rumit, tapi metode ini mampu menggalang dana dengan jumlah besar. |
Donation Crowdfunding |
Sesuai namanya, jenis urun dana ini memakai sistem donasi dalam mengumpulkan dana. Umumnya, cara ini digunakan untuk aktivitas bantuan sosial yang tak mengharapkan imbal hasil apapun dari memberikan dana tersebut. Walaupun bisa diajukan untuk kebutuhan bisnis, tapi umumnya produk yang ditawarkan bisnis tersebut harus mampu berdampak positif terhadap kepentingan banyak orang, seperti pelestarian lingkungan atau semacamnya. Cara pengajuan urun dana jenis ini pun terbilang simpel, yaitu cukup menggunakan platform semisal kitabisa.com. Pihak yang memulai crowdfunding tentu harus mampu menjelaskan pada publik terkait upaya atau tujuan apa yang ingin diraih melalui aktivitas tersebut. Selain itu, nominal target dana juga perlu ditentukan, termasuk mengenai batas waktunya. |
Reward Crowdfunding |
Jenis yang ketiga ini memiliki kemiripan dengan urun dana jenis equity. Yang membedakan, pemberi dana pada ECF mendapatkan keuntungan berupa saham. Sementara untuk jenis ini, pemberi dana diuntungkan melalui penawaran, misalnya, potongan harga, produk uji coba atau pra rilis, keanggotaan eksklusif, dan sebagainya. Dalam kata lain, crowdfunding jenis ini memanfaatkan hadiah sebagai cara untuk menarik dana dari publik. Karenanya, jenis urun dana ini cenderung lebih pas dipilih oleh pemilik bisnis atau perusahaan kecil yang belum lama dirintis. |
Debt Crowdfunding |
Jenis urun dana yang terakhir adalah debt crowdfunding, yang mana cara kerjanya lebih mirip jasa peminjaman dana. Mekanismenya, pencari dana mendatangi pihak peminjam untuk meminjam dana guna memenuhi kebutuhan bisnisnya. Setelah mendapat keuntungan, peminjam akan mengembalikan dana tersebut dalam bentuk insentif, misalnya bunga. Cara kerja tersebut juga mirip jasa peer to peer lending. Namun, antara keduanya, ada perbedaan terkait pemberian dana. Yakni, pada urun dana, pemberian dana berbentuk donasi dan melibatkan 3 pihak, antara lain pemilik usaha, pemberi dana, serta penyedia platform, serta penggalangan dana bersifat sosial. Sedangkan untuk P2P lending dananya berupa pinjaman dengan beban bunga yang telah ditentukan. |
Informasi yang perlu tercantum pada proposal bisnis tersebut juga harus lengkap dan detail. Beberapa hal yang tak boleh terlewat dalam proposal tersebut, antara lain, jenis usaha, proses pemasaran, proses manajemen, dan tujuan bisnis. Penggunaan gambar dan video selayaknya company profile juga bisa menjadi cara untuk membuat proposal bisnis lebih menarik.
Baca Juga: Dianggap Terlalu Berisiko, Kenali Apa Itu Day Trading dan Pengaruhnya pada Bursa
Sebagai metode untuk mendapatkan pendanaan, tentu ada beragam keuntungan dari melakukan crowdfunding. Berikut adalah sederet manfaat dari aktivitas urun dana.
Baca Juga: Kartu Debit Crypto, Alat Pembayaran Masa Depan yang Tawarkan Banyak Keuntungan