Senin 25 Jul 2022 15:30 WIB

Cegah Hoaks dan Cyber Bullying dengan Cakap Digital

Individu yang cakap digital tidak akan ikut-ikutan melontarkan ujaran kebencian di media digital. Lengkapnya baca di sini.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Hoax (Antara/Vecteezy/icetrayimages794410)
Foto: Warta ekonomi
Hoax (Antara/Vecteezy/icetrayimages794410)

Kemajuan teknologi informasi makin masif. Sekarang ini informasi dan konten digital bagaikan atmosfer. Kita harus berpikir kritis menyaringnya agar tidak menjadi korban perundungan digital (cyber bullying) dan berita bohong (hoax).

"Cara yang bisa dilakukan adalah membuat diri makin cakap digital supaya kita bisa membentengi diri kita dari segala macam bentuk kejahatan, mulai dari cyberbullying hingga penipuan yang banyak," kata Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunnitas dan masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, pada Sabtu (23/7/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Baca Juga: Ada Bahaya dan Risiko dari Digitalisasi, CIPS: Butuh Payung Hukum Perlindungan Konsumen

Kelas Makin Cakap Digital 2022, lanjut dia, merupakan salah satu upaya pemerintah meningkatkan kecakapan digital masyarakat. Sebelum masuk ke dunia digital, setiap individu harus berpikir kritis dan tidak emosian sehingga tidak mudah terpancing ketika melihat konten palsu, bohong, atau penipuan.

Individu yang cakap digital tidak ikut-ikutan melontarkan ujaran kebencian di media digital. Kemudian, menanggapi perlakuan cyber bullying dengan guyonan.

Cyber bullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental) dengan media digital. Perilaku tercela ini bisa memunculkan rasa takut kepada korban. Dalam kasus ekstrem, cyber bullying bahkan menyebabkan seseorang mengakhiri nyawanya sendiri.

Untuk menghindari cyber bullying, menurut Rovien, setiap individu harus menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya. Kemudian abaikan komentar-komentar negatif dari orang lain. "Kalau punya tenaga, tanggapi dengan kalimat menyejukkan dan perbanyak guyon," ujarnya.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Orang Tua Harus Tahu Konsekuensi Mengunggah Aktivitas Anak di Internet

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M. Kemudian Dosen dan Praktisi, M Adhi Prasnowo, serta Dosen Ilmu Komunikasi UNIDA Gontor, JAPELIDI, Rila Setyaningsih, S.Kom.I, M.S.I.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement