Jumat 19 Aug 2022 13:41 WIB

Gak Tahan dengan Kerugian Menggunung, Masayoshi Son Cairkan Saham Alibaba Sebesar Rp505 T

Pendiri SoftBank Masayoshi Son telah menyetujui penjualan 242 juta saham Alibaba melalui American Depository Receipts Alibaba.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Masayoshi Son, pendiri SoftBank. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Foto: Warta ekonomi
Masayoshi Son, pendiri SoftBank. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Pendiri SoftBank Masayoshi Son telah menyetujui penjualan 242 juta saham Alibaba atau sekitar USD34 miliar (Rp505 triliun) melalui American Depository Receipts Alibaba. Penjualan derivatif ini akan berlangsung dari pertengahan Agustus hingga akhir September, dan kepemilikan SoftBank di perusahaan China selanjutnya akan berkurang menjadi 14,6% dari 23,7%.

SoftBank sebelumnya telah memotong saham Alibaba pada tahun 2016 yang menghasilkan keuntungan sebesar USD7,9 miliar (Rp117 triliun), mengutip Forbes di Jakarta, Jumat (19/8/22).

Langkah ini menandai titik balik lain dalam hubungan Son dan pendiri Alibaba Jack Ma, setelah kedua miliarder itu mengundurkan diri dari dewan masing-masing perusahaan pada tahun 2020.

Baca Juga: Keren! Istri Mendiang Steve Jobs Tunaikan Janji Gelontorkan Rp52 T untuk Perubahan Iklim

SoftBank merupakan perusahaan Jepang yang melakukan investasi pertamanya sebesar USD20 juta di Alibaba pada tahun 2000. Dalam pernyataannya mereka menyatakan akan terus menjaga hubungan baik dengan Alibaba.

Tetapi saham perusahaan China yang terdaftar di New York ini telah kehilangan lebih dari 70% nilainya dari puncaknya pada Oktober 2020 karena Beijing tetap berniat mengekang pengaruh pasar para raksasa teknologi. Alibaba bahkan sempat didenda dengan rekor USD2,8 miliar (Rp41 triliun) pada tahun 2021.

Saat ini, SoftBank tengah berusaha untuk menopang arus kasnya. Son telah mengatakan bahwa konglomerat Jepang itu beserta unit investasi Vision Fund-nya merencanakan langkah-langkah pemotongan biaya secara luas setelah membukukan rekor kerugian USD23,4 miliar (Rp347 triliun). Miliarder itu menyalahkan pada kerugian valuta asing dan penurunan nilai kepemilikannya di perusahaan seperti Coupang, DoorDash dan SenseTime Group.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement