Jumat 19 Aug 2022 13:41 WIB

Digitalisasi Budaya Jadi Peluang Wujudkan Kreativitas

Cakap digital juga meliputi aspek etika saat berinteraksi dengan pengguna lainnya, budaya digital, agar tercipta ruang digital yang sehat.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Etika Digital (Unsplash/Parker Byrd)
Foto: Warta ekonomi
Etika Digital (Unsplash/Parker Byrd)

Cakap digital bukan hanya meliputi kemampuan dalam hal keterampilan menggunakan media digital dan perangkat lunak, melainkan juga termasuk dalam aspek etika saat berinteraksi dengan pengguna lainnya, budaya digital, dan keamanan digital agar tercipta ekosistem ruang digital yang sehat.

Saat ini pengguna internet mencapai 204,7 juta atau 73,7% dari total populasi penduduk Indonesia. Sebagian besar sudah terhubung dengan media sosial, yakni sebanyak 191 juta pengguna. Perkembangan ini pun disikapi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dengan melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.

Baca Juga: Mudah Cuan Era Digital, Simak Kiat Sukses di Marketplace Ini!

"Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni kemampuan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital," kata Dosen Fikom Universitas Dr. Soetomo, Nur'annafi Farni Syam, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (15/8/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Lebih jauh dia mengatakan, di dunia nyata setiap orang harus menerapkan budaya setempat. Begitu juga dengan dunia digital yang memerlukan budaya digital karena tantangan budaya di era digitalisasi amat kuat seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan karena merasa dunia digital tidak berhadapan langsung dengan orang. Kemudian, minimnya pemahaman hak-hak digital dan berkurangnya toleransi sehingga kini sering ditemukan perselisihan di dunia digital.

Nur'annafi melanjutkan, pengetahuan akan nilai-nikai dasar Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi solusinya. Hal ini termasuk dalam mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya sebab digitalisasi juga memengaruhi penyebaran budaya asing.

Adapun media digital justru seharusnya digunakan sebagai alat promosi. Digitalisasi budaya memungkinkan bangsa Indonesia untuk mendokumentasikan kekayaan budaya. Bahkan, digitalisasi budaya bisa menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas dan menyebarkan semangat mencintai produk dalam negeri.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Sibermreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Founder & CEO Coffee Meets Stock, Theo Derick; Dosen Fikom Universitas Dr. Soetomo, Nur'annafi Farni Syam; dan mengundang Key Opinion Leader (KOL) seorang Presenter, Indy Barents. Informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement